SANTRI HAURKUNING

SANTRI HAURKUNING
KUDU DUA KOLA

Minggu, 03 April 2016

MADRASAH IBTIDAIYAH AL-IHSAN ATTAHIRIYAH III



ATTAHIRIYAH CABANG CIPINANG BESAR

a.      Berdirinya Attahiriyah Cabang Cipinang Besar

Masyarakat Islam di Cipinang Besar Khususnya dan keluarga besar Attahiriyah umumnya tentu tidak dapat melupakan jasa seorang tokoh Islam Mu’alim Haji Abd. Ghoni, yang telah dipanggil menghadap Allah tuhan yang Maha Kuasa dengan berdirinya Attahiriyah Cabang Cipinang Besar, beliaulah yang telah secara tekun membina beberapa pengajian-pengajian tersebut diasuh oleh murid-murid Mu’alim Haji Abd. Ghoni sendiri, yang memberikan pelajaran terbatas pada membaca Al-Qur’an, Tauhid dan dasar-dasar Fiqih.
Dan tahun setelah wafatnya Mu’alim Haji Abd. Ghoni, keadaan pengajian-pengajian yang selama ini dibina oleh beliau tampak sangan menurun, bahkan hampir lenyap sama sekali, terutama sarana pendidikan Agama untuk anak-anak belum ada. Hal ini sudah barang tentu menimbulkan keprihatinan umat Islam setempat. Menyadari pentingnya meningkatkan Da’wah Islam, para pemuka masyarakat setempat satu Lembaga dan sarana pendidikan yang permanen, sehingga memungkinkan putra-putri mereka dapat belajar Agama yang lebih baik.
Upaya untuk niat suci ini mendapat sambutan yang mengembirakan  dari masyarakat Cipinang Besar. Mereka berlomba-lomba untuk beramal, hal ini mereka mewujudkan Madrasah yang masyarakat inginkan.
Pertama, pada tanggal 11 Desember 1967, dua orang yang bertindak atas nama masyarakat setempat, yaitu Bapak H. Isma’il Zakariah dan H. M. Yusuf Tahir secara resmi menerima wakaf tanah seluas 200 M2 dari seorang Dermawan Islam Bapak H. M. Rasyid, dan pada waktu yang sama menerima pula wakaf sebidang tanah seluas 250 M2 dari seorang Dermawan Islam lainnya, yaitu Bapak H. Hanafiah. Kedua bidang tanah itu terletak di wilayah Rt. 004/08 Kampung Besar Kelurahan Cipinang Besar.
Kedua, Untuk mewujudkan satu sarana pendidikan diatas, tanah wakaf 450 M2 tersebut, masyarakat setempat secara gotong royong selama lebih kurang dua tahun menyelesaikan gedung sekolah yang cukup memadai. Gedung sekolah ini adalah hasil Swadaya murni dari masyarakat. Bangunan yang sudah selesai tersebut belum dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya, berhubung peralatan serta tenaga pengajar yang diperlukan belum tersedia.
Menyadari pentingnya segera diwujudkan Madrasah diatas bangunan yang telah tersedia, sedangkan kemampuan untuk itu masih terbatas, maka pada tahun 1971 Panitia Pembangunan Madrasah yang terdiri dari : Bapak H. Isma’il Zakariah, H.M. Yusuf Thahir, Tabrani dan Akhyat, mengadakan kunjungan Kepada pengurus harian LPIAA yang dalam kesempatan tersebut diwakili oleh Ustadz Drs. M. H. Syathiry Ahmad dapat menerima keinginan Panitia. Sebagai tindak lanjutnya pada tanggal 1 Januari 1972, secara resmi dibuka Madrasah Ibtidaiyah yang berinduk kepada Lembaga Pendidikan Islam Addiniyah Attahiriyah, dengan nama Madrasah Al-Ihsan Attahiriyah. Dengan diresmikan cabang Attahiriyah III Cipinang Besar.

b.      Pertumbuhan Attahiriyah Cabang Cipinang Besar.

1)      Kepengurusan

Awal berdirinya hingga diresmikan menjadi Cabang Attahiriyah dan sampai tanggal 1988 ini, kepengurusan Attahiriyah Cabang Cipinang Besar belum pernah mengalami perubahan. Pimpinan Cabang tetap dipegang oleh Bapak H. Isma’il bersama Bapak H. M. Yusuf Thahir sedangkan susunan personalia pengurus Cabang selengkapnya adalah sebagai berikut :

Pemimpin Umum         :  K.H.M. Thahir Rohily.
                                      Drs. M.H. Syathiry Ahmad.
Pemimpin Harian         :   H.M. Isma’il Zakariah
                                       H.M. Yusuf Thahir
Kepala Madrasah       :    H. Mudzakir Yasin, BA
Wkl Kep. Madrasah   :    Zufa HS, BA
Tata Usaha                 :     M. Musyafa AR

2)      Madarasah Ibtidaiyah

Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu, bahwa Madrasah Al-Ihsan Attahiriyah secara resmi dibuka pad tanggal 1 Januari 1972, dengan murid sebanyak 70 orang. Kurikulum yang digunakan adalah 70% Agama dan 30% Umum. Langkah pertama yang dilakukan Pimpinan LPIAA Pusat adalah mengangkat seorang Kepala Sekolah, yaitu Ustadz H. Mudzakir Yasin, dengan tugas memimpin dan mengatur pelaksanaan proses belajar mengajar agar dapat berjalan lancer. Tugas ini dapat dijalankan dengan baik, sehingga Madrasah pun tampak mengalami kemajuaan.
Pada tahun ajaran berikutnya, yaitu tahun ajaran 1983/1984, Madrasah Al-Ihsan semakin mendapatkan simpati dari masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya kepercayaan masyarakat. Hal ini dapat dari meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk menitipkan putera-putrinya belajar di Madrasah ini tahun ajaran 1983/1984 Madrasah Al-Ihsan Attahiriyah mendapat kepercayaan murid baru sebanyak 152. Jumlah ini menunjukan perkembangan yang sangat mengembirakan. Melihat sambutan masyarakat yang cukup mengembirakan, para wali murid meminta agar pengelola Madrasah berkenan untuk membuka kelas belajar di sore hari.
Keinginan ini dapat terlaksana, sehingga sejak tahun 1983/1984, disamping murid Madrasah yang belajar  pagi hari, ada juga yang belajar sore hari. Pagi hari dikhususkan untuk pelajar putera, sehingga siang hari untuk pelajar puteri.
Untuk murid yang belajar sore hari, pimpinan LPIAA menunjuk tiga orang guru wanita untuk mengasuhnya, yaitu : Zulfa, Harisoh dan Umyanah.
Waktu berjalan terus, Madrasah melepas 10 orang murid pertama yang menyelesaikan pelajarannya, semua berjumlah 401orang. Ini berarti selama 13 tahun rata-rata murid yang menyelesaikan sebanyak 31 orang.
Sampai pada tahun ajaran 1987/1988 ini, Madrasah Al-Ihsan Attahiriyah tetap dipimpin oleh Ustadz H. Mudzakir Yasin sebagai kepala sekolah dan Ibu Zulfa HS,BA sebagai Wakil kepala sekolah,, dengan satu orang tenaga Tata Usaha serta 10 orang tenaga pengajar.

Sedangkan perkembangan murid lima tahun terakhir adalah sebagai berikut :

Data perkembangan murid Madrasah Al-Ihsan Attahiriyah
Tahun 1983/1984 – 1987/1988


No

Tahun Ajaran
Jumlah Murid
I
II
III
IV
V
VI
1
1983-1984
62
51
47
46
49
45
2
1984-1985
64
61
58
52
31
30
3
1985-1986
53
49
43
40
55
40
4
1986-1987
50
48
42
37
37
37
5
1987-1988
44
44
44
44
43
43
J U M L A H
273
253
234
219
215
195
Sumber data : Madrasah Al-Ihsan Attahiriyah 1988

3)      Hubungan dengan Pemerintah dan masyarakat.
Sesuai dengan Fungsinya sebagai Lembaga Pendidikan dan Da’wah, Pimpinan Attahiriyah Cabang Cipinang Besar maupun Kepala Sekolah dan para Guru, disamping terus menerus mengadakan pembinaan kedalam, hubungan dengan pemerintah dan masyarakat pun terus ditingkatkan. Hubungan dengan pemerintah setempat baik pemerintah kelurahan maupun kecamatan terjalin cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari perhatian mereka terhadap kegiatan-kegiatan yang diadakan Madrasah dan dan para pejabat tersebut selalu menyempatkan diri untuk hadir pada acara-acara yang diselenggarakan oleh Madrasah.
Di dalam organisasi KKM, salah seorang Attahiriyah duduk dalam pengurusan dan Attahiriyah selalu ikut berpartisipasi secara aktif dalam setiap penataran yang diadakan oleh KKM.
Para murid pun selalu membina hubungan baik dengan masyarakat maupun Pemerintah. Hal ini dilakukan melalui kegiatan Extra kurikuler.
Murid-murid madrasah Al=Ihsan Attahiriyah ini telah mendapatkan reputasi cukup baik dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan, baik ditingkat Kecamatan maupun di Tingkat Jakarta Timur.
Pertama : Pernah meraih juara II tingkat kecamatan dalam MTQ, Senam, Cerdas cernat dan Gerak Jalan.
Kedua    : Pernah Juara I dalam perlombaan Qosidah dan pembacan Puisi.
Disamping kegiatan-kegiatan diatas, Madrasah pun melaksanakan kegiatan Extra kurikuler yang lain, seperti tahun 1948, mengikuti lomba pidato Madrasah Ibtidaiyah se Jakarta Timur.
Tahun1985, mengikuti lomba Adzan Madrasah Ibtidaiyah se Jakarta Timur.
Tahun 1986, mengikuti lomba puitisasi Ayat Al-Qur’an se Jakarta Timur.
Walaupun perlombaan-perlombaan yang diikuti ini belum mencapai juara, namun hal ini menunjukan partisipasi dalam semua kegiatan-kegiatan yang diadakan, khususnya tingkat Ibtidaiyah.